Sabtu, 22 Mei 2010

UPACARA PANGGIH

UPACARA PANGGIH

Sanggan
Pengantin pria datang bersama rombongan/sesepuh. Setelah resmi diterima pihak pengantin putri, maka pengantin pria dipasrahkan. Disertai dengan sanggan : terdiri dari pisang ayu dan sirih ayu sebagai perlambang kesejahteraan dan kebahagiaan.

Penyerahan Jago Kiso dan Cikal
Jago sebagai perlambang melepaskan anak dengan ikhlas..sedangkan Cikal (tunas kelapa) sebagai lambang : tunas yang tumbuh supaya kehidupan mendatang tidak kekurangan apapun dan menjadi orang yang berguna sebagaimana pohon kelapa yang semuanya dapat berguna bagi manusia.

Balangan gantal
Gantal ( gulungan daun sirih) oleh kedua mempelai . Mempelai pria melemparkan gantal ke arah dada mempelai putri sebagai lambang perlindungan sedangkan mempelai putri melempar ke arah ibu jari kaki mempelai pria sebagai simbol pengabdian.

Injak Telur
Mempelai pria menginjak telur kemudian mempelai putri membasuh kaki. Sebagai perlambang siap memperoleh momongan dan sebagai bakti istri pada suami.

Kemulan sindur
Kedua pundak mempelai diselimuti kain sindur, berbarengan mereka menuju pelaminan dituntun sang ayah seolah membukakan jalan kedua mempelai menuju kehidupan baru , Sementara sang ibu mengikuti dari belakang , sambil memegang pundak kedua mempelai.

Pangkon dan Tandur
Kedua mempelai di dudukkan diatas pangkuan ayah mempelai putri untuk diberi pertanyaan oleh ibu mempelai putri. Berat mana ? yang dijawab oleh sang ayah : sama-beratnya atau seimbang yang melambangkan kasih sayang yang sama antara anak dan menantu. Kemudian keduanya di dudukkan di pelaminan.

Kacar kucur
Perlambang seorang suami memberi nafkah kepada sang istri. Yaitu menuangkan uang dan beras serta kacang-kacangan di pangkuan istri.
Kemudian diberikan lagi oleh sang istri kepada ibu kandungnya
(mungkin maksudnya ketika mendapat nafkah dari suami , tetap menjaga silaturahmi dengan orang tuanya. Penulis.)

Dulangan / Dhahar Walimah.

Saling menyuapi makanan, mengingatkan agar keduanya saling rukun, tolong menolong dan sepenanggungan.

Ngunjuk rujak degan.

Meminum degan (air kelapa) artinya agar dalam perjodohan nantinya merasakan manisnya kehidupan rumah tangga , sehat sejahtera tak kurang suatu apa sebagaimana manisnya air kelapa (degan) yang manis alami apa adanya.

Bubak Kawah atau Begalan
Acara memperebutkan peralatan dapur yang dibawa saudara laki-laki mempelai putri.
Ini menandai jika mempelai perempuan adalah anak perempuan pertama orang tuanya sebagai perlambang agar perjodohan adik –adik berikutnya menjadi lancar.

Tumplak Punjen

Jika yang menjadi pengantin adalah anak perempuan terakhir atau mantu yang terakhir . Tumplak punjen terdiri dari tujuh jenis kacang-kacangan ( seperti kacang tanah, merah, hijau, hitam, dan beras kuning) yang dicampur dengan sejumlah uang receh yang dibagikan kepada anak kandung dan anak menantu sebagai perlambang kemakmuran).

Thilik Pitik

Acara penjemputan besan (orang tua mempelai pria) yang bermaksud menengok putra mereka yang baru saja menikah.
Pada adat tradisi Surakarta zaman dulu , orang tua mempelai pria hanya datang menengok sebentar bahkan tanpa ikut acara makan-makan.

Sungkeman.
Sebagai penutup acara panggih adalah acara sungkeman. Dimana kedua mempelai mohon doa restu kepada kedua orang tua untuk memasuki kehidupan baru..menempuh hidup baru..

Kalau dilihat dari makna yang terkandung dalam rangkaian acara adat ini, dengan adanya sentuhan fisik non fisik yang di jalani, bisa menambah kedekatan emosi antara anak , menantu kepada orang tua mereka.
Dan tentunya ada kenangan dan kesan tersendiri.
Tentu rasanya akan lain jika prosesi sekedar to the point..Ijab Qabul & Resepsi..Selesai. !

Tetapi anda lah yang menentukan. Apa pun itu sepanjang niatnya baik, tujuannya baik semua akan mendapat ridho Allah SWT.

Selamat menempuh Hidup Baru..!! ( bagi yang baru menikah.. )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan email anda didini